Skip to main content

Web Designer it's My Life

 Ada yang bilang kalau jalan hidup itu sudah digariskan oleh Tuhan, tapi sebagian lagi berpendapat kalau jalan hidup sebenarnya kitalah yang menentukannya. Menurut saya jalan hidup itu sudah digariskan oleh Tuhan dengan beberapa pilihan, tapi pada akhirnya kitalah yang menentukan jalan mana yang akan kita pilih. Sama halnya seperti saat saya memilih web design sebagai jalan hidup saya.

Semuanya berawal dari ketidaksengajaan.. Saat itu saya duduk di semester 4 dan belajar Sistem Basis Data (SBD). Tugas akhir diberikan dosen untuk membuat sebuah website untuk masing-masing kelompok. Setelah saya pikir-pikir sepertinya inilah awal mulanya saya memilih jalan hidup saya sebagai web designer. Saya dan mungkin sekitar 3 orang teman tergabung dalam sebuah kelompok untuk membuat tugas akhir kami. Tapi sayangnya yang mengerti akan Dreamweaver dan database hanyalah satu orang. Karena he is a good friend, ada perasaan tidak enak karena melihatnya bekerja sendiri saat itu. Alhasil, saya bantu-bantu sedikit dalam hal tampilan dan warna websitenya. Just that? Yuuup.. Saya tidak menyentuh kodingan, hanya tampilan standard. Dan kalau diingat-ingat, tampilannya sangatlah buruk. Saya ingat ketika teman saya ini meminta saya untuk membuatkan logo, namun akhirnya kita terpaksa meminta bantuan dari kelompok lain untuk membuatkannya karena saat itu saya belum mempelajari Adobe Illustrator. Tidak bisa berbuat apa-apa dalam kelompok itu rasanya SUCKS dan it feels like useless.. Walaupun akhirnya jadi, tapi perasaan tidak puas itu pasti ada.

Sampai pada akhirnya masuk ke ajaran semester 5, sebuah club dari kampus pun membuka lowongan untuk menjadi trainer web design. Temen saya adalah orang yang paling ‘memaksa’ saya untuk ikut program ini. Katanya saya akan diajarkan membuat website selama beberapa bulan dan akhirnya nanti akan menjadi trainer. Melihat track record saya yang tidak pernah masuk club apa pun selama di kampus, saya pikir tidak ada salahnya untuk masuk ke club ini sekalian belajar gratisan. Hehehe.. Melalui proses wawancara, tes saringan masuk, dan training, akhirnya saya pun lolos menjadi trainer. As a web trainer for 1 year, rasanya nano-nano. Ada suka saat bertemu dengan orang-orang baru dan saling berbagi pengalaman, tapi ada juga duka saat orang yang belajar tidak punya komitmen untuk serius dalam belajar.

Selama menjadi trainer web design selama setahun, saya pun memasuki semester 6 dimana mahasiswa diwajibkan untuk magang. Tanpa berpikir panjang, saya pun melamar menjadi web designer di sebuah PT yang bergerak di bidang digital marketing selama beberapa bulan. Dengan 2 latar belakang ini, jalan hidup saya semakin mengalir ke arah web designer. Entah kenapa sekeras-kerasnya saya ingin keluar dari dunia IT, hati kecil saya ingin menjadi seorang web designer. I hope, one day saya bisa jadi seorang senior web designer di sebuah perusahaan ternama dan bisa ikut interview orang sebagai usher :)

Comments

Popular posts from this blog

Demam dan Vitamin D

Setelah berobat jalan dengan dokter internis selama lebih dari 1,5 tahun, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan dokter lain. Keputusan ini tentu tidak datang tiba-tiba, melihat kondisi saya yang masih sering demam ( at least sebulan sekali), orang tua saya membawa saya ke dokter imun. Alasan lainnya karena saya mudah terkena sakit, mulai dari pilek, batuk, sampai demam. Saya meyakini bahwa daya tahan tubuh atau imun saya tidak lah bagus. Selama ini ketika ada orang yang bersin, saya akan menjadi nervous .. Agak lebay sih, hahaha.. But , seriously penyakit menular seperti ini sering saya alami jika orang disekeliling saya sakit. Berdasarkan rekomendasi dari kolega koko saya, kami pergi ke rumah sakit daerah Pulo Gadung. Dokter internist (penyakit dalam) plus imun ini konon katanya bagus dan teliti. Jangan harap datang tanpa membuat janji karena mungkin Anda bisa dapat nomor antrian hingga 60-an. Hah? Ya, bahkan saya membuat janji 3 minggu sebelum kedatangan karena sudah fully

Making Birthday Cake for My Mom

Pernah ga sih kalian bikin something yang spesial di hari ulang tahun orang tua kalian, readers?  Kalau beli kue itu uda biasa..  Sebagai reward kepada mama yang telah membesarkan dan menyayangi kami (lebay dikit),  saya dan cc tertantang untuk membuat kue sendiri. Penasaran? So, this is it.. "Kue Ulang Tahun Ala Ve dan Momon"... Sebagai pengalaman pertama kami, jujur ini bukan yang terbaik. hehe.. Not bad-lah.. Masih bisa dimakan kok :p Terkstur kuenya padat. Pelajaran penting yang bisa saya ambil dari pembuatan kue ini adalah  don't use pewarna to much.  Kami menggunakan 2 pewarna makanan, yaitu merah dan hijau. Karena pewarna merahnya kami gunakan dalam porsi yang cukup banyak, alhasil bau pewarnanya sangat menyengat. But, saya yakin mama tau maksud tulus kami. hehe.. Sekali lagi saya ucapkan : "Happy B'Day Mom!" The best mom in the world! Love you.. :)

Turun Berat Badan Akibat Demam Rematik

Selama 5 bulan mencari penyebab demam saya, akhirnya semua terjawab sudah.. Banyak perubahan yang terjadi pada diri saya akibat demam rematik , baik secara fisik maupun psikologis. Mulai dari mood yang sering naik turun, sampai berat badan yang jauh turun. Ya.. berat badan saya sempat mengalami penurunan sebanyak 20 kilogram (dari 63 kg menjadi 43 kg) dalam beberapa bulan. Saat berat badan 43 kg, tentu ini menjadi nightmare tersendiri. Saya mudah cape.. Bahkan untuk keramas saya gemetar dan pelan-pelan sambil menghela napas. Mungkin ini karena penurunan berat badan mendadak, sehingga tubuh pun kaget. Sontak ini yang membuat semua orang khawatir.. Orang sekitar saya bahkan berpikir saya stress dengan pekerjaan baru saya. Semua akan tercengang saat sudah lama tak jumpa. Kata-kata yang sering terdengar adalah : “Kok lu sekarang kurus banget? Diet ?” Permasalahan berat badan ini cukup jadi peer tersendiri untuk saya karena mulai dari baju, celana, bahkan pakaian dalam harus saya