Ada yang bilang kalo sehat itu mahal harganya. Mungkin ketika kita ‘terlihat’ sehat, kita anggap ini hanya isapan jempol belaka. Sama halnya dengan saya. Pola hidup yang serba fast food, gorengan, dan anti sayur saya lakukan selama 25 tahun. Dan akhirnya ini terjadi..
Beberapa hari kemudian setelah saya mengkonsumsi antibiotik dari
rumah sakit tersebut, ternyata demam saya pun belum hilang. Bahkan saya mengalami mimisan yang cukup banyak. Karena merasa ada
yang tidak beres, orang tua saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit di
daerah mangga besar. Setelah berkonsultasi dengan dokter, saya pun lagi-lagi
harus menjalani tes darah. Hasilnya pun mengejutkan..
Dari hasil lab, menunjukan fungsi hati (SPGOT) saya lebih
dari nilai rujukan. Dokter bilang, saya terkena hepatitis A. What??? Katanya,
mungkin dari makanan yang saya konsumsi. Kemudian dia memberikan saya obat
antibiotik dan vitamin hati. Selama mengkonsumsi obat, saya pun masih demam.
Dan yang saya kesal ketika berkonsultasi, dokter tersebut selalu bilang saya kurang
minum. “Kamu kurang minum, makanya minumnya dibanyakin”, kata dokter. Sampai pada akhirnya di
kunjungan yang ke sekian, saya pun menjawab : “Dok, saya kurang minum apa lagi?
Bahkan saya uda minum lebih dari 2 liter tapi kenapa demam saya masih ada?”. Dan
dokter pun masih ngeyel dengan jawaban yang sama. Beberapa bulan saya rutin ke
dokter tersebut untuk mengontrol, demam pun tak kunjung hilang.
Kecewa untuk kedua kalinya, jujur membuat saya 'kapok' mengunjungi
dokter. Bayangkan saja, sudah berbulan-bulan saya ke dokter dan tes darah, tapi
tak satu pun dokter yang tahu penyebab demam yang saya alami. Saya tahu dokter
bukan Tuhan. Mungkin saya hanya jenuh menjalani tes darah, ke rumah sakit, bertemu dokter. Entahlah, rasanya lingkup hidup saya jadi tak jauh-jauh dengan rumah sakit.
Comments
Post a Comment