Skip to main content

Demam itu Mengubah Hidupku...

Terkadang kita memang harus ‘dipaksa’ dalam mengubah pola hidup sehat. Karena semahal apa pun obat, jika kita tidak mengubah makanan dan gaya hidup kita, semua akan sia-sia..

Setelah mencoba pergi kedua dokter dengan hasil nihil, akhirnya kami pergi ke rumah sakit di daerah Gatot Subroto. Pada awalnya, sama seperti biasa. Saya berkonsulatsi dan menceritakan demam yang tak kunjung hilang selama beberapa bulan ini. Kemudian saya juga menceritakan jika saya divonis terkena Hepatitis A pada dokter sebelumnya. Kemudian, dokter tersebut membaca hasil lab, dan bilang jika saya belum tentu terkena hepatitis. Sontak saya terkejut.. "Maksudnya dok?", tanya saya. Dokter menjelaskan saya tidak menjalani tes bilirubin. Memang fungsi hati saya diatas nilai rujukan, tapi ini belum tentu menandakan saya terkena penyakit tersebut. Jadi, apakah selama ini saya mengkonsumsi obat yang salah? Mungkin.. Jujur saya cukup geram jika mengingatnya sampai sekarang.

Merasa cocok dengan dokter kali ini, saya pun berobat jalan selama 2-3 bulan. Selama itu, saya telah menjalani beberapa tes, mulai dari tes darah, CT Scan, USG, sampai Rontgen.

demam

Dari semua tes yang saya jalani, 2 masalah utama ada pada empedu dan usus. Empedu saya dinyatakan membesar 5 cm, mungkin ini menjadi penyebab nyeri saat saya berjalan. Dan kedua, di dalam usus saya banyak sisa makanan yang tidak terbuang. Dokter mengatakan saya harus mengubah pola makan saya dengan banyak mengkonsumsi sayur, buah, dan minum air putih yang banyak. Karena menurutnya, sisa makanan di dalam usus menjadi sarang bakteri/penyakit yang bisa menyebabkan demam.

Terdengar cukup simple bahkan konyol.. Tapi setelah di flashback, saya memang 'picky' dalam hal makanan, bahkan minum pun kurang. Dan akhirnya, saya pun ‘terpaksa’ mengubah pola hidup saya. Mulai dari minum jus, makan buah, perbanyak serat, sampai detox.

And it changed my life.. Hidup Sehat!

Selanjutnya..

Comments

Popular posts from this blog

Demam dan Vitamin D

Setelah berobat jalan dengan dokter internis selama lebih dari 1,5 tahun, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan dokter lain. Keputusan ini tentu tidak datang tiba-tiba, melihat kondisi saya yang masih sering demam ( at least sebulan sekali), orang tua saya membawa saya ke dokter imun. Alasan lainnya karena saya mudah terkena sakit, mulai dari pilek, batuk, sampai demam. Saya meyakini bahwa daya tahan tubuh atau imun saya tidak lah bagus. Selama ini ketika ada orang yang bersin, saya akan menjadi nervous .. Agak lebay sih, hahaha.. But , seriously penyakit menular seperti ini sering saya alami jika orang disekeliling saya sakit. Berdasarkan rekomendasi dari kolega koko saya, kami pergi ke rumah sakit daerah Pulo Gadung. Dokter internist (penyakit dalam) plus imun ini konon katanya bagus dan teliti. Jangan harap datang tanpa membuat janji karena mungkin Anda bisa dapat nomor antrian hingga 60-an. Hah? Ya, bahkan saya membuat janji 3 minggu sebelum kedatangan karena sudah fully

Making Birthday Cake for My Mom

Pernah ga sih kalian bikin something yang spesial di hari ulang tahun orang tua kalian, readers?  Kalau beli kue itu uda biasa..  Sebagai reward kepada mama yang telah membesarkan dan menyayangi kami (lebay dikit),  saya dan cc tertantang untuk membuat kue sendiri. Penasaran? So, this is it.. "Kue Ulang Tahun Ala Ve dan Momon"... Sebagai pengalaman pertama kami, jujur ini bukan yang terbaik. hehe.. Not bad-lah.. Masih bisa dimakan kok :p Terkstur kuenya padat. Pelajaran penting yang bisa saya ambil dari pembuatan kue ini adalah  don't use pewarna to much.  Kami menggunakan 2 pewarna makanan, yaitu merah dan hijau. Karena pewarna merahnya kami gunakan dalam porsi yang cukup banyak, alhasil bau pewarnanya sangat menyengat. But, saya yakin mama tau maksud tulus kami. hehe.. Sekali lagi saya ucapkan : "Happy B'Day Mom!" The best mom in the world! Love you.. :)

Turun Berat Badan Akibat Demam Rematik

Selama 5 bulan mencari penyebab demam saya, akhirnya semua terjawab sudah.. Banyak perubahan yang terjadi pada diri saya akibat demam rematik , baik secara fisik maupun psikologis. Mulai dari mood yang sering naik turun, sampai berat badan yang jauh turun. Ya.. berat badan saya sempat mengalami penurunan sebanyak 20 kilogram (dari 63 kg menjadi 43 kg) dalam beberapa bulan. Saat berat badan 43 kg, tentu ini menjadi nightmare tersendiri. Saya mudah cape.. Bahkan untuk keramas saya gemetar dan pelan-pelan sambil menghela napas. Mungkin ini karena penurunan berat badan mendadak, sehingga tubuh pun kaget. Sontak ini yang membuat semua orang khawatir.. Orang sekitar saya bahkan berpikir saya stress dengan pekerjaan baru saya. Semua akan tercengang saat sudah lama tak jumpa. Kata-kata yang sering terdengar adalah : “Kok lu sekarang kurus banget? Diet ?” Permasalahan berat badan ini cukup jadi peer tersendiri untuk saya karena mulai dari baju, celana, bahkan pakaian dalam harus saya