Skip to main content

Turun Berat Badan Akibat Demam Rematik

Selama 5 bulan mencari penyebab demam saya, akhirnya semua terjawab sudah..

demam rematik
Banyak perubahan yang terjadi pada diri saya akibat demam rematik, baik secara fisik maupun psikologis. Mulai dari mood yang sering naik turun, sampai berat badan yang jauh turun. Ya.. berat badan saya sempat mengalami penurunan sebanyak 20 kilogram (dari 63 kg menjadi 43 kg) dalam beberapa bulan. Saat berat badan 43 kg, tentu ini menjadi nightmare tersendiri. Saya mudah cape.. Bahkan untuk keramas saya gemetar dan pelan-pelan sambil menghela napas. Mungkin ini karena penurunan berat badan mendadak, sehingga tubuh pun kaget.

Sontak ini yang membuat semua orang khawatir.. Orang sekitar saya bahkan berpikir saya stress dengan pekerjaan baru saya. Semua akan tercengang saat sudah lama tak jumpa. Kata-kata yang sering terdengar adalah : “Kok lu sekarang kurus banget? Diet?”

Permasalahan berat badan ini cukup jadi peer tersendiri untuk saya karena mulai dari baju, celana, bahkan pakaian dalam harus saya ganti. Ukuran cukup banyak berubah, sebelum saya sakit saya menggunakan ukuran XL wanita. Itupun sudah ketat. Tapi sekarang, saya menggunakan ukuran M wanita dan masih sedikit longgar. Sedangkan ukuran celana, awalnya saya memakai ukuran 34, sekarang? Sekitar 28 – 30. Wow.. It’s a big changes..

Saya bukan orang yang tergila-gila dengan diet. Misalnya dengan mengeluarkan uang puluhan juta untuk membeli pil diet. Atau sampai tidak makan nasi demi menurunkan berat badan. Tentu ini pilihan hidup masing-masing pribadi. Pernah sekali saya mencoba untuk tidak sarapan selama sebulan, hanya minum susu. Namun kemudian saya jatuh sakit. Sejak saat itu saya berpikir lagi untuk diet ekstrim.

Jadi saya selalu bilang pada cc saya, bahwa ini merupakan hadiah di balik semua perjuangan saya. Andai saya bisa memilih, saya tetap tidak akan memilih kurus dengan cara ini. Makanya saya suka jengkel ketika ada orang yang bilang : “Enak dong ya bisa kurus sekarang?” Saya hanya menanggapinya dengan senyuman.. Andai dia tahu berapa banyak air mata, uang, kesabaran, dan perjuangan yang telah banyak terkuras selama saya sakit. Mereka tidak akan tahu betapa sakitnya saat demam rematik ini kambuh.. Tapi ya sudahlah.. Tidak perlu ditanggapi dengan serius. Mungkin mereka hanya mencoba untuk menghibur.

Bukannya tidak ingin makan, hanya saja saya kehilangan napsu makan dan sering mual. Sempat dokter ‘mengancam’ saya, kalau saya tidak naik berat badannya maka saya dilarang masuk kantor. Hahaha.. Dia tahu kalau saya stress berada di rumah. Sekarang ini, berat badan saya sudah naik 5 kilogram, menjadi 48 kg. Tapi itu juga naik turun. Kalau saya sakit, berat badan bisa dengan mudah turun 1 – 2 kg. Setiap hari saya wajib menambah asupan buah untuk menggantikan cemilan dan mengkonsumsi sayur.

Jadi untuk Readers, jagalah pola makan kalian ya! Jangan sampai menyesal seperti saya.. Hindari makanan junk food, sesekali boleh tapi jangan sering-sering! Ketika kalian sakit, kalian baru akan sadar bahwa sehat itu mahal harganya..

Comments

Popular posts from this blog

Demam dan Vitamin D

Setelah berobat jalan dengan dokter internis selama lebih dari 1,5 tahun, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan dokter lain. Keputusan ini tentu tidak datang tiba-tiba, melihat kondisi saya yang masih sering demam ( at least sebulan sekali), orang tua saya membawa saya ke dokter imun. Alasan lainnya karena saya mudah terkena sakit, mulai dari pilek, batuk, sampai demam. Saya meyakini bahwa daya tahan tubuh atau imun saya tidak lah bagus. Selama ini ketika ada orang yang bersin, saya akan menjadi nervous .. Agak lebay sih, hahaha.. But , seriously penyakit menular seperti ini sering saya alami jika orang disekeliling saya sakit. Berdasarkan rekomendasi dari kolega koko saya, kami pergi ke rumah sakit daerah Pulo Gadung. Dokter internist (penyakit dalam) plus imun ini konon katanya bagus dan teliti. Jangan harap datang tanpa membuat janji karena mungkin Anda bisa dapat nomor antrian hingga 60-an. Hah? Ya, bahkan saya membuat janji 3 minggu sebelum kedatangan karena sudah fully

Making Birthday Cake for My Mom

Pernah ga sih kalian bikin something yang spesial di hari ulang tahun orang tua kalian, readers?  Kalau beli kue itu uda biasa..  Sebagai reward kepada mama yang telah membesarkan dan menyayangi kami (lebay dikit),  saya dan cc tertantang untuk membuat kue sendiri. Penasaran? So, this is it.. "Kue Ulang Tahun Ala Ve dan Momon"... Sebagai pengalaman pertama kami, jujur ini bukan yang terbaik. hehe.. Not bad-lah.. Masih bisa dimakan kok :p Terkstur kuenya padat. Pelajaran penting yang bisa saya ambil dari pembuatan kue ini adalah  don't use pewarna to much.  Kami menggunakan 2 pewarna makanan, yaitu merah dan hijau. Karena pewarna merahnya kami gunakan dalam porsi yang cukup banyak, alhasil bau pewarnanya sangat menyengat. But, saya yakin mama tau maksud tulus kami. hehe.. Sekali lagi saya ucapkan : "Happy B'Day Mom!" The best mom in the world! Love you.. :)